KETAHUI KOMPLIKASI DARI PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK, BAGAIMANA CARA PERAWATAN DAN PENCEGAHANNYA

Metrohealth – MetroFriends, penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang prevalensinya semakin meningkat. Penyakit gagal ginjal kronik merupakan yang masuk dalam golongan penyakit tidak menular (PTM) dimana kondisi Gangguan Ginjal akut yang berlanjut menjadi Penyakit Ginjal Akut kemudian apabila mengakibatkan gangguan yang persisten dan dampak yang berkelanjutan akan menjadi Penyakit Ginjal Kronik. Penyakit Ginjal Kronik menyebabkan terhambatnya kegiatan atau menurunnya performa sehari-hari dari penderita.

Adakah komplikasi dari Penyakit Gagal Ginjal Kronik?

Penyakit ginjal kronik dapat memengaruhi hampir setiap bagian tubuh. Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

1.  Retensi cairan (penumpukan cairan), yang dapat menyebabkan pembengkakan pada lengan dan kaki, tekanan darah tinggi, atau cairan di paru-paru (edema paru)

2.  Peningkatan kadar kalium secara tiba-tiba dalam darah (hiperkalemia), yang dapat mengganggu fungsi jantung dan dapat mengancam jiwa

3.    Anemia yang berkepanjangan

4.  Asidosis, kondisi ketika ada terlalu banyak asam dalam cairan tubuh, sehingga pH darah menurun di bawah 7,35

5.    Penyakit jantung

6.    Tulang lemah dan peningkatan risiko patah tulang

7.    Penurunan gairah seks, disfungsi ereksi, atau penurunan kesuburan

7.    Kerusakan pada sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, perubahan kepribadian, atau kejang

8.    Respons imun yang menurun, yang membuat lebih rentan terhadap infeksi

9. Perikarditis, peradangan pada selaput seperti kantung yang membungkus jantung (perikardium)

10. Komplikasi kehamilan yang membawa resiko bagi ibu dan janin yang sedang berkembang

11.  Kerusakan ginjal yang tidak dapat dipulihkan (penyakit ginjal stadium akhir), yang pada akhirnya memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.

Bagaimana perawatan yang harus dilakukan pada orang dengan Penyakit Gagal Ginjal Kronik?

Berdasar sumber medis, pengobatan yang ditekankan adalah pengobatan yang dapat membantu meringankan gejala dan mencegahnya agar tidak bertambah parah. Pengobatan akan bergantung pada stadium gagal ginjal kronis. Adapun perawatan utamanya yaitu:

1. Perubahan gaya hidup. Berikut ini beberapa gaya hidup sehat yang biasanya direkomendasikan bagi penderita penyakit ginjal:

-       Hindari rokok dan alkohol

-       Makan makanan yang sehat dan seimbang

-       Batasi asupan garam hingga kurang dari 6 gram sehari – sekitar 1 sendok teh

-   Lakukan olahraga teratur – usahakan untuk melakukannya setidaknya 150 menit seminggu

-       Jaga berat badan agar tidak memiliki berat badab berlebih atau bahkan obesitas

-     Hindari obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas, seperti ibuprofen, kecuali jika disarankan oleh dokter

2.   Pemberian obat-obatan. Pengobatan yang diberikan biasanya untuk mengendalikan banyak masalah yang menyebabkan kondisi tersebut dan komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibatnya, antara lain:

-      Tekanan darah tinggi. Orang dengan penyakit ginjal harus berusaha menurunkan tekanan darah mereka hingga di bawah 140/90 mmHg, tetapi juga harus berusaha menurunkannya hingga di bawah 130/80 mmHg jika MetroFriends juga menderita diabetes.

Diabetes atau rasio albumin urin terhadap kreatinin (ACR) tinggi. Jika MetroFriend juga menderita diabetes tipe 2 atau rasio albumin terhadap kreatinin (ACR) tinggi, MetroFriends mungkin akan ditawari jenis obat yang disebut penghambat SGLT2, seperti dapagliflozin, yang dapat membantu menurunkan gula darah dan dapat mengurangi kerusakan pada ginjal.

-    Kolesterol tinggi. Orang dengan penyakit ginjal kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Hal ini dikarenakan beberapa penyebab penyakit ginjal sama dengan penyebab penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Dokter mungkin akan memberikan resep obat yang disebut statin untuk mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular. Contohnya termasuk atorvastatin dan simvastatin.

-      Kadar kalium tinggi. Orang dengan penyakit gagal ginjal kronis dapat mengalami kadar kalium tinggi dalam darahnya, yang disebut hiperkalemia, karena ginjal mereka tidak bekerja dengan baik. Hiperkalemia dapat menyebabkan otot menjadi lemah, kaku, dan lelah. Jika menjadi parah, dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia) yang dapat menyebabkan serangan jantung. Obat yang disebut natrium zirkonium siklosilikat atau Kalsium polystyrene sulfonat dapat digunakan untuk mengobati hiperkalemia pada orang dewasa, namun harus dalam pengawasan dokter.

-      Retensi air. Memungkinkan mengalami pembengkakan di pergelangan kaki, telapak kaki, dan tangan pada penderita penyakit ginjal. Hal ini terjadi karena ginjal tidak efektif dalam membuang cairan dari darah, sehingga menyebabkan cairan menumpuk di jaringan tubuh (edema). Dokter mungkin menyarankan untuk mengurangi asupan garam dan cairan harian, termasuk cairan dalam makanan seperti sup dan yoghurt, untuk membantu mengurangi pembengkakan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga diberi diuretik (tablet untuk membantu buang air kecil lebih banyak), seperti furosemide.

-       Anemia. Banyak orang dengan gagal ginjal kronis stadium lanjut yang mengalami anemia, yaitu kekurangan sel darah merah. Dokter mungkin akan memberikan obat suntikan yang disebut eritropoietin. Ini adalah hormon yang membantu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah.

-     Permasalahan tulang. Jika ginjal rusak parah, tubuh dapat mengalami penumpukan fosfat karena ginjal tidak dapat membuangnya. Bersama kalsium, fosfat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Namun, jika kadar fosfat meningkat terlalu banyak, hal itu dapat mengganggu keseimbangan kalsium dalam tubuh dan menyebabkan penipisan tulang. Dokter mungkin akan menyarankan untuk membatasi jumlah makanan yang makan yang mengandung banyak fosfat, seperti daging merah, produk susu, telur, dan ikan. Jika hal ini tidak cukup menurunkan kadar fosfat, dokter akan memberi pengikat fosfat. Obat yang umum digunakan meliputi kalsium asetat dan kalsium karbonat. Beberapa orang dengan penyakit ginjal kronis juga memiliki kadar vitamin D yang rendah, yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Jika kekurangan vitamin D, dapat diberi suplemen yang disebut kolekalsiferol atau ergokalsiferol untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.

3.     Tindakan dialisis. Biasanya dilakukan pada penderita penyakit ginjal kronik  stadium 5, dimana kerja ginjal sudah sedemikian menurun sehingga diperlukan terapi pengganti kerja ginjal. Hal ini terjadi secara bertahap, sehingga harus ada perencanaan pengobatan berikutnya. Salah satu pilihan saat pasien penyakit ginjal kronis mencapai tahap stadium 5 adalah melakukan tindakan dialisis, yaitu metode pembuangan produk limbah dan cairan berlebih dari darah. Terdapat 2 macam metode dialisis:

-      Hemodialisis. Metode ini melibatkan pengalihan darah ke mesin ekstrenal, tempat darah disaring sebelum dikembalikan ke tubuh. Biasanya dilakukan sekitar 2-3 kali seminggu.

-    Dialisis peritoneal. Metode ini melibatkan pemompaan cairan dialisis ke dalam ruang di dalam perut, untuk mengeluarkan produk limbah dari darah saat melewati pembuluh yang melapisi bagian dalam perut. Biasanya dilakukan beberapa kali sehari, atau semalaman.

4.    Transplantasi ginjal. Metode ini sering kali merupakan pengobatan yang paling efektif untuk penyakit ginjal stadium lanjut, tetapi melibatkan pembedahan besar dan mengonsumsi obat-obatan (imunosupresan) selama sisa hidup untuk menghentikan tubuh menyerang organ donor. Tingkat kelangsungan hidup untuk transplantasi ginjal sangat baik. Sekitar 90% transplantasi masih berfungsi setelah 5 tahun dan banyak yang berfungsi dengan baik setelah 10 tahun atau lebih. Jika tidak menjalani transplantasi ginjal, pengobatan dengan dialisis biasanya perlu dilakukan seumur hidup. 

Bagaimana pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronik?

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit gagal ginjal kronik, antara lain:

1.   Jaga berat badan yang sehat. Jika MetroFriends memiliki berat badan yang sehat, jaga berat badan tersebut dengan melakukan aktivitas fisik hampir setiap hari dalam seminggu. Jika perlu menurunkan berat badan, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk menurunkan berat badan yang sehat.

2.  Batasi makan makanan yang mengandung tinggi garam, tinggi lemak jenuh, dan tinggi asam urat.

3.   Cukupi minum air putih, minimal 8 gelas satu hari. Dengan menjaga asupan cairan dalam tubuh maka dapat menjaga kesehatan ginjal.

4.  Jangan merokok. Merokok dapat merusak ginjal dan memperparah kerusakan ginjal yang sudah ada. Jika MetroFriends seorang perokok, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk berhenti merokok. Kelompok pendukung, konseling, dan pengobatan dapat membantu untuk berhenti merokok.

5.   Kelola kondisi medis dengan bantuan dokter. Jika memiliki penyakit atau kondisi yang meningkatkan risiko penyakit ginjal, konsultasikan dengan dokter untuk mengendalikannya. Tanyakan kepada dokter tentang tes untuk mencari tanda-tanda kerusakan ginjal.

Itulah penjelasan mengenai Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia 0878-000-22887 atau dapat berkonsultasi langsung ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang dapat ditemui di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Cek jadwal dokter disini.

MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.

Referensi:

Mayoclinic

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-kidney-disease/symptoms-causes/syc-20354521

Kementerian Kesehatan

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/582/gagal-ginjal-kronik-dan-penyebabnya

National Library of Medicine

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9073222/

NHS

https://www.nhs.uk/conditions/kidney-disease/treatment/